Lima Daerah di Bandung Raya Berkomitmen Atasi Banjir Bersama-Sama
Bandung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar berserta dan beberapa Walikota/ Bupati di Jawa Barat menyepakati penanganan banjir di wilayah Bandung Raya dengan Rencana Aksi Multipihak Implementasi Pekerjaan (RAM IP) di Gedung Sate, Jalan Diponogoro, Kota Bandung.
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Bandung Dadang Naser, perwakilan Walikota Cimahi, perwakilan Bupati Sumedang, dan perwakilan dari Kabupaten Bandung Barat. Mereka hadir untuk melihat contoh hasil penanggulangan banjir, yang telah dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Puslitbang Sumber Daya Air dari Kementerian PU Dery Irawan, memberikan gambaran cara penanganan banjir melalui model numerik kepada para kepala daerah yang hadir, soal penanggulangan banjir Bandung Raya di DAS Citarum Hulu.
"Berdasarkan pemodelan numerik di DAS Citarum Hulu di Bandung Raya, para pihak di masing- masing daerah harus berbagi peran, memilih, dan menetapkan kegiatan pekerjaan untuk menangani banjir yang disesuaikan dengan masing-masing daerah," ujar Dery dihadapan para kepala daerah saat kegiatan kesepakatan penanganan banjir Bandung Raya, di Gedung Sate, Kamis (10/11/2016).
Menurut Dery penanganan akam dilaksanakan di Sunggai Citarum, kemudian diintegrasikan dengan pemodelan anak-anak sungai dalam program pelestarian Citarum. Dalam paparannya, Dery menyebut ada beberapa permasalahan kenapa kawasan Bandung Raya dihinggapi banjir.
"Erosi dan sedimentasi tanah adalah permasalahan pertama, dan yang kedua permasalahannya terjadi pada settlement akibat pembebanan seperti pembangunan. Ada juga pengambilan air tanah yang berlebihan, ketidakstabilan geologi, dan natural konsolidasi. Ini permasalahan yang terjadi di wilayah Bandung," jelasnya.
Kota Bandung pun disebut-sebut sebagai wilayah yang paling banyak membuang air banjir ke Kabupaten Bandung.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar berharap dengan adanya sistem penanganan banjir seperti ini, bisa membawa perubahan yang baik untuk seluruh warga yang terletak di daerah langganan banjir.
"Semoga kedepannya ini lebih baik. Ini merupakan sebuah tantangan. Masterplan penanganan (banjir) ini per 5 tahun, dan jangan harap bisa selesai dalam waktu yang singkat, karena butuh waktu untuk mwnangani banjir," kata Demiz dalam sambutannya.
Penanganan banjir menurut Demiz adalah urusan bersama. Butuh kerjasama yang solid agar banjir di masing-masing daerah teratasi.
"Kita lakukan dengan bersama-sama," kata dia.
Seluruh kepala daerah yang wilayahnya masuk ke Bandung Raya, menyepakati penanggulangan banjir dengan model numerik. Mereka menandatangani surat persetujuan itu di hadapan para tamu undangan. Penandatanganan tersebut menjadi tanda komitmen seluruh wilayah akan bahu membahu mengatasi banjir.
(ern/ern)
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Bandung Dadang Naser, perwakilan Walikota Cimahi, perwakilan Bupati Sumedang, dan perwakilan dari Kabupaten Bandung Barat. Mereka hadir untuk melihat contoh hasil penanggulangan banjir, yang telah dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Puslitbang Sumber Daya Air dari Kementerian PU Dery Irawan, memberikan gambaran cara penanganan banjir melalui model numerik kepada para kepala daerah yang hadir, soal penanggulangan banjir Bandung Raya di DAS Citarum Hulu.
"Berdasarkan pemodelan numerik di DAS Citarum Hulu di Bandung Raya, para pihak di masing- masing daerah harus berbagi peran, memilih, dan menetapkan kegiatan pekerjaan untuk menangani banjir yang disesuaikan dengan masing-masing daerah," ujar Dery dihadapan para kepala daerah saat kegiatan kesepakatan penanganan banjir Bandung Raya, di Gedung Sate, Kamis (10/11/2016).
Menurut Dery penanganan akam dilaksanakan di Sunggai Citarum, kemudian diintegrasikan dengan pemodelan anak-anak sungai dalam program pelestarian Citarum. Dalam paparannya, Dery menyebut ada beberapa permasalahan kenapa kawasan Bandung Raya dihinggapi banjir.
"Erosi dan sedimentasi tanah adalah permasalahan pertama, dan yang kedua permasalahannya terjadi pada settlement akibat pembebanan seperti pembangunan. Ada juga pengambilan air tanah yang berlebihan, ketidakstabilan geologi, dan natural konsolidasi. Ini permasalahan yang terjadi di wilayah Bandung," jelasnya.
Kota Bandung pun disebut-sebut sebagai wilayah yang paling banyak membuang air banjir ke Kabupaten Bandung.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar berharap dengan adanya sistem penanganan banjir seperti ini, bisa membawa perubahan yang baik untuk seluruh warga yang terletak di daerah langganan banjir.
"Semoga kedepannya ini lebih baik. Ini merupakan sebuah tantangan. Masterplan penanganan (banjir) ini per 5 tahun, dan jangan harap bisa selesai dalam waktu yang singkat, karena butuh waktu untuk mwnangani banjir," kata Demiz dalam sambutannya.
Penanganan banjir menurut Demiz adalah urusan bersama. Butuh kerjasama yang solid agar banjir di masing-masing daerah teratasi.
"Kita lakukan dengan bersama-sama," kata dia.
Seluruh kepala daerah yang wilayahnya masuk ke Bandung Raya, menyepakati penanggulangan banjir dengan model numerik. Mereka menandatangani surat persetujuan itu di hadapan para tamu undangan. Penandatanganan tersebut menjadi tanda komitmen seluruh wilayah akan bahu membahu mengatasi banjir.
(ern/ern)
Sumber : Detik.com
Labels:
Bandung,
berita,
Indonesia,
inovLy,
Lion Express,
LionParcel,
news
Thanks for reading Lion Parcel : Lima Daerah di Bandung Raya Berkomitmen Atasi Banjir Bersama-Sama. Please share...!
0 Comment for "Lion Parcel : Lima Daerah di Bandung Raya Berkomitmen Atasi Banjir Bersama-Sama"